Ath-Thaifah Al-Manshurah

28 01 2009

new1a

Tanya:
Bismilah,
Ust, yang saya hormati, ada yang ingin saya tanyakan,

Saya kutip dari salah satu website,
…Tidak berlebihan, jika dikatakan fenomena Hamas hari ini adalah bukti riil keberadaan kelompok
jihad abadi di muka bumi ini, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “ Akan senantatiasa ada
segolongan dari umatku yang tegak memperjuangkan kebenaran, dan mereka tidak akan
terpengaruh dengan orang-orang yang memusuhi dan memerangi mereka“.(HR Muslim).
Ketika Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang siapa mereka itu?. Maka beliau menjawab :
” di sekitar masjid al-Aqsha“.
Subhanallah. ..

Yang ingin saya tanyakan bagaimana keshahihan hadist ini, dan kalaupun hadist ini shahih
bagaimana kita menyikapinya?

F. Hidayat

Jawab:
Oleh: Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Bismillah,

Tentang tambahan pada hadits Ath-Tho’ifah Al-Manshurah yang disebut oleh Al-Akh F. Hidayat -waffaqahullah- , diterangkan kelehamannya oleh Al-Albany dalam Silsilah Shohihah di sela-sela pembahasan beliau dalam hadits no. 1957 dari hadits Abu Umamah.
Maka tergolong kesalahan menyandarkan tambahan tersebut ke Shohih Muslim. Dalam Shohih Al-Bukhari dan selainnya, disebutkan dari Mu’adz bin Jabal bahwa “Mereka itu di negeri Syam.“
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Minhajus Sunnah menyebutkan penafsiran dari sebagian ulama tentang mereka yang di Syam bahwa mereka adalah Mu’awaiyah -radhiyallahu ‘anhu- dan pasukannya.

Yang jelas, andaikata tambahan “Mereka di sekitar Baitul maqdis” itu riwayat shohih, maka yang menjadi ukuran adalah apa yang diterangkan dalam konteks hadits dari kreteria dan sifat mereka.
“Akan terus menerus ada sekelompok umatku yang tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka dan tidak (pula) orang yang menyelisihi mereka hingga hari kiamat.”
Sabda Beliau, “tetap nampak di atas kebenaran” menunjukkan kemapanan dan kekokohan mereka di atas ilmu.
Dan Sabda beliau, “tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka dan tidak (pula) orang yang menyelisihi mereka hingga hari kiamat.” menunjukkan ketegaran di atas kebenaran di masa manusia dalam keadaan bimbang maupun terlanda fitnah.
Karena itu, wajarlah kalau Imam Ahmad, Imam Ibnul Madiny, Imam Al-Bukhary dan selainnya menafsirkan bahwa mereka itu adalah Ahlul Hadits, karena ciri tersebut hanyalah di sandang oleh mereka dari masa ke masa.
Sifat dan ciri di atas tidak mungkin di sandang oleh kelompok yang memusuhi menyandang sunnah Rasulullah shollallahu alaihi wasallam. Dan tidak pula di sandang oleh orang-orang jahil terhadap hukum-hukum syari’at sehingga dengan perbuatan mereka tersebut telah menjatuhkan lebih dari seribu nyawa kaum muslimin yang tidak berdosa dan telah memberi angin bagi kaum kafir untuk menekan kaum muslimin. Ini benang merah PERTAMA.

KEDUA, andaikata tambahan hadits tersebut shohih maka itu adalah penafsiran terhadap sebagian orang yang tersifat dalam konteks hadits , bukanlah penafsiran tersebut khusus untuk mereka saja, karena konteks hadits umum mencakup seluruh umat -dari belahan dunia manapun- yang memiliki ciri dan sifat tersebut.

TIGA, Syari’at jihad di jalan Allah akan tetap berlangsung hingga hari kiamat.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullâh shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam,

“Siapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan membuatnya faham dalam agama. Dan akan terus menerus ada sekelompok dari kaum muslimin yang nampak berperang di atas kebenaran menghadapi siapa yang memusuhi mereka hingga hari kiamat.”

Dan dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Âmir radhiyallâhu ‘anhu,

beliau صلى الله عليه وسلم berkata:

“Terus menerus ada dari ummatku yang berperang di atas perintah Allah dengan mematahkan musuh-musuh mereka, tidaklah membahayakan mereka orang yang menyelisihi mereka hingga tiba hari kiamat dan mereka di atas hal tersebut.”
Mendengar hal tersebut, ‘Abdullâh bin ‘Amr bin ‘Âsh radhiyallâhu ‘anhumâ membenarkan dan menimpalinya,

“Benar. Kemudian Allah akan mengirim angin seperti semerbak misk, sentuhannya bagaikan sentuhan sutra, tidak satu jiwapun yang dalam hatinya masih terdapat seberat bijian dari keimanan kecuali pasti ia akan mewafatkannya. Lalu hanya tersisa manusia yang paling jelek, yang hari kiamat akan bangkit pada mereka.”

Dua hadits di atas menunjukkan bahwa jihad akan tetap berlanjut pada setiap masa hingga hari kiamat. Dan kaum muslimin tidak akan terputus dalam menunaikan tugas mulia tersebut hingga angin lembut yang penuh dengan semerbak keharuman tersebut mencabut nyawa orang-orang yang beriman. Namun perlu diingat bahwa yang diinginkan dengan jihad disini adalah jihad dalam pengertiannya yang umum dan mencakup seluruh jenis jihad yang disyari’atkan. Maka disaat ada kemampuan dan kekuatan, ditegakkanlah jihad secara fisik dengan persenjataan lengkap, adapun disaat lemahnya kemampuan dan kekuatan kaum muslimin, maka yang ditegakkan adalah jihad dengan hujjah dan argument atau paling minimalnya kebencian terhadap kekufuran di dalam hatinya.

Dan juga kita meyakini bahwa umat Islam ini tidak akan dapat dihancurkan dan tidak mungkin binasa di tangan musuh-musuh mereka. Sebab Allah telah menjamin hal tersebut dalam firman-Nya,
“Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepada kalian.” (QS. Âli ‘Imrân : 120)
Dan Rasulullâh shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam mengabarkan firman Allah dalam hadits Qudsi,

“…dan Aku tidak membiarkan musuh dari selain mereka berkuasa terhadap mereka, kemudian menghalalkan kemulian mereka –walaupun (musuh-musuh itu) telah bersatu dari seluruh penjuru dunia terhadap mereka-. Hingga sebahagian mereka (sendiri) yang menghancurkan sebagian yang lainnya, dan sebahagian mereka menawan sebagian yang lainnya.”
Wallâhul Muwaffiq.

Sumber nukilan:

nashihah@yahoogroup s.com

http://aththaifah.wordpress.com/


Aksi

Information

Tinggalkan komentar